wldad

Berusaha menjadi lebih baik

Kehamilan ke 5 – ku


Saat ini saya sedang mengandung untuk yang ke 5 kalinya (dengan riwayat 2x keguguran, pada tahun 2008 dan 2009 dan semuanya kurang dari 2 bulan). Dan kehamilan ini sangat dinanti2kan oleh suami dan anak2 saya yang sudah berusia 12 tahun dan 8 tahun.

Pada kehamilan ini, saya merasakan pengalaman yang sangat berbeda dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya.

Pada kehamilan pertama, saya seperti tidak merasakan sedang hamil. Kegiatan berlangsung seperti biasa, berangkat kerja pagi jam 7, pulang jam 7 malam sampai rumah. Ngidampun tidak aneh2. Hanya pengen makan apa, lalu saya beli yang saya inginkan …beres deh. Itupun cuma sekali seingat saya.
Pada saat melahirkan memang ada sedikit masalah, karena ketuban sudah pecah di rumah … dan menunggu pembukaan lumayan lama, maka saatnya melahirkan saya sudah kehabisan tenaga, padahal bagian ubun2 anak saya sudah terlihat, namun ada dugaan panggul saya kecil juga, akhirnya dokter memutuskan untuk dilakukan tindakan caesar. Anak saya yang pertama ini tumbuh over weight. Sekarang dia sudah kelas 1 SMP dan paling besar di kelasnya.

Pada kehamilan ke 2, kebetulan tempat kerja saya lumayan jauh yaitu di Tangerang, sedangkan saya tinggal di Jakarta. Jadi saya berangkat jam 5.30 pagi, sampai rumah jam 9 malam. Keseharian saya banyak duduk di depan komputer, hanya sekali2 turun ke pabrik belakang untuk mengontrol produksi. Alhamdulilah pada kehamilan inipun saya tidak ngidam apa2. Hanya pengen 2 jenis makanan, beli … selesai.
Namun di usia kehamilan 6 bulan, keluar flek berwarna kehijauan, hanya sedikit sih … ditambah plasenta di bawah, anak kelilit tali ari2 dan sungsang … jadi dokter menyarankan untuk jangan capek2, kalau bisa cuti dahulu kerjanya. Wah … hal yang tidak mungkin dilakukan.
Rutinitas tetap dijalani, walau keluar flek setetes tiap hari tapi saya tidak merasakan hal2 yang aneh di badan saya.
Di akhir bulan ke 7, saya sempat merasakan mules, akhirnya saya harus di rawat 3 hari di RB untuk menghilangkan mules tersebut.
Dan seminggu kemudian mulas itu datang lagi, dokter akhirnya memberi suntikan penguat paru2 untuk calon bayi saya dan tetap memberikan obat anti mulas.
Saat pemberian suntikan paru2 pertama kalinya… saya merasakan ada semut rangrang yang menggigit bagian vital saya, saya sempat loncat saking kaget, sakit dan takut.
Pada hari ke 2, karena mules masih terasa, akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan tindakan caesar ( usia kehamilan saat itu pas 8 bulan ). Alhamdulilah … anak saya yang lahir di usia 8 bulan ini, yang biasanya di sebut prematur, ternyata tidak perlu di masukan ke dalam inkubator, karena di anggap sehat.
Dan saat ini, anak saya yang ke 2 tumbuh lincah, walau memang sering sakit panas jika terlalu lelah. Tapi dia anak yang cerdas dan mandiri.

Kehamilan yang ke 3, saya tidak menyadarinya, setelah telat 50 hari dan keluar gumpalan besar, barulah saya sadar bahwa saya sedang hamil. Memang selama telat tersebut, saya merasakan badan kurang enak, namun karena posisi saya saat itu sedang dinas luar 10 hari di luar pulau, maka saya anggap karena keletihan saja.

Kehamilan yang ke 4 pun, saya tidak menyadarinya, karena memang menstruasi saya kadang kurang teratur.
Saat itu karena kondisi pekerjaan sedang sibuk2nya, saya sempat begadang 3 hari dan selalu minum minuman berenergi setiap begadang. Setelah beberapa hari saya baru menyadari badan saya terasa aneh dan merasa sudah telat 1 bulan, lalu saya cek, ternyata positif, walau 1 garis terlihat samar.
Namun sayangnya 2 hari kemudian saya mengalami pendarahan, dan ternyata saya keguguran.
Anak dan suami saya sangat kecewa, padahal mereka baru saja mengecap kebahagiaan akan menerima anggota keluarga baru.

Akhirnya … alhamdulilah karena dari segi umur memang sudah mendesak, yaitu 39 tahun, saya berdoa kepada Allah, jika memang masih diberi kepercayaan, sekaranglah saatnya, sebelum usia saya 40 tahun. Ternyata Allah masih memberi kepercayaan kepada saya dan mengabuli permintaan saya.
Saya mengetahui kehamilan ini bisa dibilang sudah telat 6 mingguan.
Karena haid yang terakhir, yang hanya berupa flek 2 hari tersebut ternyata sudah positif hamil. Hal ini bisa terlihat saat usg pada kehamilan 4 bulan dengan 3 dokter yang berbeda.
Pada saat saya test kehamilan, memang saya sudah merasakan badan yang kurang enak dan meriang. Dan ternyata kehamilan saya ini, memang beda dengan yang sebelumnya :
Saya terkapar lemah di tempat tidur.
Mual, muntah hingga terkecing2.
Tidak mau minum karena mual minum air putih.
Minum manis tidak bisa sembarangan. Tehnya pun maunya teh zaman dulu.
Tidak mau ada sinar matahari atau sinar lampu di kamar.
Tidak bisa makan daging2an.
Mual jika mencium aroma gorengan atau sate.
Engga mau deket2 dengan suami (walaupun suami habis mandi, tetap tercium aroma kurang menyenangkan).
Sensitif sekali.

Dengan kondisi tsb, otomatis saya tidak bisa melakukan kerja, alhamdulilahnya … saat kehamilan ini saya bukan karyawan lagi tapi seorang usahawati, sehingga saya bebas untuk tidak ngantor, karena saya bisa mengontrol kerjaan staff dari rumah.

Saat kandungan berusia 7-8 mingguan saya mengalami pendarahan, karena saya ada 2 kali riwayat keguguran dan di lihat ada celah pada rahim saya, maka dokter menyarankan saya untuk di rawat di rumah sakit, sampai celah mengecil atau ukuran janin diperkirakan tidak akan sampai lose keluar.

Pada bulan ke 5, penderitaan bertambah dengan adanya sakit gigi dan nyeri pada saat pipis (pipis terasa tidak tuntas). Sehingga saya harus bolak balik ke dokter dalam waktu 2 minggu sekali, bahkan ke dokter gigi untuk di tambal sementara. Dengan tambahan obat anti biotik dan penahan rasa sakit, padahal untuk minum vitamin bahkan minum airpun sulit.

Alhamdulilah …masuk bulan ke 6, mual2 sudah jauh berkurang, sehingga saya sudah bisa makan dan minum vitamin.
Dan mengingat selama 5 bulanan saya di tempat tidur yang menyebabkan saya sempat stress karena bosennya, sehingga begitu badan saya terasa enakkan di bawa jalan, maka saat itu saya berani menghadiri undangan meeting untuk keperluan sanggar saya mentas di salah satu mall di kota saya. Sebelum meeting saya pergi dahulu ke pasar membeli sanggul untuk keperluan anak saya mentas nanti. Sorenya saya pergi ke dokter hingga jam 7 dan langsung pergi ke mall untuk beli kado temannya lingga dan papanya.
Saat itu saya tidak merasakan apa2 pada badan saya. Sehingga saya menjalani hari itu dengan santai.
Sampai rumah jam 9 malam. Dan 1 jam kemudian, saya merasakan perut saya mulas2 hingga esok harinya (Jumat). Namun hingga malam hari dan sampai hari berikutnya (Sabtu), mulas2 semakin sering bahkan semakin hebat. Akhirnya saya pergi ke dokter dan ternyata saya mengalami dehidrasi.
Hari Kamis kemarin timbangan saya 74kg, namun sabtu itu (hanya dalam waktu 2 hari) saya turun 1,5kg. Dokter memaksa saya rawat inap, karena kuatir kondisi bayi yang kekurangan kalium akibat dehidrasi yang akan menyebabkan gagal jantung. Akhirnya saya di rawat lagi di rs 3 hari untuk bedrest dan pemulihan akibat dehidrasi. 9 botol infuspun mengalir ke badan saya yang sudah gemuk ini.
Subhanallah …. hanya pergi ke luar 1 hari, saya harus mengeluarkan uang 2 juta untuk membayar rawat inap selama 3 hari. Sungguh suatu kesenangan untuk tebusan refresh ke luar rumah yang sangat mahal.

Hari-hari berikutnya selalu di sertai dengan pendarahan walau hanya berupa flek, yang mengakibatkan dokter membatasi aktifitas saya.
Padahal kondisi tubuh saya sudah enakan, tidak ngidam lagi, tapi … tetap harus bedrest karena kehamilan saya yang agak rentan ( dengan kondisi plasenta di bawah ).

Pada bulan ke 7, saya tetap membatasi gerak saya ( turun dari tempat tidur jika ke toilet, atau sekali2 ke komputer aja ). Namun pada saat saya akan menyiapkan 7 bulanan yang semuanya sudah saya pesan, sehingga tidak akan mengakibatkan tubuh saya lelah, hanya karena … saya memindahkan 3 piring lodor besar dari meja ke lantai, perut saya mendadak nyeri. Akhirnya saya istirahat lagi di tempat tidur dan 1 jam kemudian ternyata saya pendarahan lagi lumayan banyak. Lagi2 dokter meminta saya untuk rawat, namun kali ini saya menolak dengan alasan, jika bolak-balik di rawat saya kuatir tidak punya uang pada saat operasi cesar nanti.

Pada bulan ke 8, pendarahan yang saya alami semakin hebat, karena plasenta sebesar 1/2 genggaman tangan banyak keluar, hal ini membuat saya dan suami saya kuatir.
Di RS saya cek keadaan bayi saya, apakah masih berdenyut detak jantungnya ? apakah dia tidak kesulitan bernafas ? Alhamdulilah … hasil rekam jantung janin … menunjukkan bayi saya sehat2 saja. Hanya HB saya cuma 10 dan Lekositnya terus bertambah hingga 19.500.
Dan sekali lagi saya menolak di rawat, ketika dokter meminta saya untuk rawat inap. Karena kondisi bayi saya yang sehat2 saja, saya berani bedrest total di rumah. Akhirnya dokter menyarankan saya untuk tidak turun samasekali dari tempat tidur ( hehe … pipis dan bab di suruh pake pispot ).
Dan dokter memberitahukan ke saya, bahwa jika berat badan bayi sudah cukup, maka … lebih baik saya harus melakukan operasi segera, mengingat kondisi saya yang semakin mengkhawatirkan dan sambil menunggu berat badan bayi, saya di anjurkan mengkonsumsi makanan yang bisa menaikkan HB saya, sehingga tidak memerlukan transfusi lagi saat operasi nanti.

Pada tanggal 9 Januari, kembali saya merasakan mulas2. Esok harinya tgl. 10 Januari saya pergi ke dokter dan setelah mengecek perkiraan berat badan bayi 2,7kg, dokter memutuskan untuk melakukan operasi caesar esok pagi. Dokter khawatir jika tidak cepat2 di angkat, resikonya akan tinggi sekali. Bahkan dokternya bilang … dia susah tidur, karena mikirin kondisi saya …. ( dah gitu sayanya bandel lagi ya dok ? di suruh rawat inap ga mau terus, hehe … ).

Akhirnya tanggal 11 Januari 2011 (kebetulan tanggal bagus 11-1-11), jam 9 lewat saya masuk ruang operasi. Suami saya yang tadinya akan menemani saya, karena saya sempat trauma pada operasi caesar saya yang ke 2 ( mau muntah di ruang operasi … tidak ada yang nolongin, saat itu saya tidak bisa berbicara dan kepala tidak bisa di miringkan ), ternyata suami tidak bisa masuk karena kehabisan baju operasi ( kebetulan tanggal bagus jadi banyak jadwal operasi hari tsb ), saya sempat khawatir karena tidak ada yang menemani saya.
Saya ngewirit terus …. dan mencoba berpasrah diri … walau tetap berjuang keras untuk bisa melampaui ini semua.

…… sambung lagi esok ya ….

Februari 7, 2011 - Posted by | Kesehatan, Tentang Saya |

Belum ada komentar.

Tinggalkan komentar